Senin, 02 Mei 2016

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM RONGGOWARSITO

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM RONGGOWARSITO SEMARANG
Identitas Penulis:
Nama   : Dewi Zulaeva    
NIM    : 133911053
Kelas   : TBI- 6A
UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO SEMARANG

Museum Ronggowarsito terletak di Jl. Abdulrachman Saleh Semarang. Berdirinya Museum Ronggowarsito dimulai sejak 5 Juli 1975 dan diresmikan pada hari Sabtu Pahing, 2 April 1983. Dinamakan Museum Ronggowarsito dikarenakan beberapa pertimbangan diantaranya Pengambilan nama Ronggowarsito sendiri dari nama Seorang Pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yaitu Raden Ngabehi Ronggowarsito yang telah banyak meninggalkan kebudayaan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jawa pada khususnya. Museum ini merupakan bangunan dua lantai yang menyimpan koleksi kerajinan dan seni Jawa, foto dokumenter, keris, lukisan, dan warisan budaya Jawa lainnya. Museum Ronggowarsito Semarang dilengkapi auditorium, perpustakaan, laboratorium, gudang dan taman. Di museum ini ada empat gedung utama, masing-masing dua lantai. Di delapan ruang gedung yang luasnya masing-masing 400 m2 itu terdapat sekitar 40.000 koleksi, dari mulai jaman prasejarah hingga jaman setelah proklamasi kemerdekaan.
Didalam museum ini ada 4 gedung, pertama gedung A, gedung B, gedung C dan gedung D. Gedung A sebagai ruang Geologi dan Paleontologi.Lantai I adalah ruang geologi yang menampilkan gunungan blumbangan, meteorit, material gunung berapi, stalaktit-stalakmit dan batu mulia. Lantai II berisi kerangka gajah Elephas, fosil gading gajah purba (stegodon) yang panjangnya lebih dari 3 m, replika fosil pithecanttropus erectus VIII, fosil tanduk kerbau, lukisan tentang kehidupan reptil. Gedung B sebagai ruang Sejarah Hindu-Budha, Islam dan kolonial dan ruang keramik dan batik. Lantai I sebagai ruang sejarah Hindu-Budha, Islam dan kolonial yang menampilkan arca Ganesha terbesar dimuseum, arca Bodhisatwa, pintu Paduraka Masjid Kudus, Meriam, Genta Kapal, dan Tombak Maling. Lantai II ruang keramik dan batik menampilkan koleksi keramik dari Dinasti Ming abad XIV, keramik Belanda dan Inggris, gerabah lokal dan batik dari beberapa kabupaten di Jateng. Gedung C adalah galeri bersejarah perjuangan bersenjata pada lantai I. Pada lantai I ini dibagi menjadi dua bagian: koleksi semasa perjuangan fisik dan diploma. Lantai II sebagai ruangan yang mencakup ruang teknologi mata pencaharian, ruang teknologi industry, transformasi, ruang teknologi kerajinan, dan rumah tinggal. Yang terakhir gedung D sebagai galeri pembangunan pada lantai I, galeri ini dikelompokkan kedalam ruang pembangunan, ruang tradisi Nusantara. Lantai II sebagai galeri kesenian yang dipisahkan menjadi seni pagelaran, seni pertunjukkan dan seni musik.
Peninggalan budaya dijawa antara lain: candi, wayang, gunungan blumbangan, keris dan  blencong.
a.    Candi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyembah para dewa pada Hindu-Budha. Candi-candi yang berada di Jawa antara lain Candi Pawon, Candi Mendhut, Candi Dieng, dan Candi Cetho, Candi Gedongsongo, Candi Prambanan.
b.    Wayang adalah buah karya seni adi luhur bangsa Indonesia.Ia merupakan wujud hasil olah sistem gagasan perilaku masyarakat Indonesia. Beberapa prasasti telah membuktikan bahwa pertunjukan wayang telah ada pada jaman kuno. Misalnya empat lempengan tembaga  yang ditemukan di Bali. Lempengan ini menyebutkan kata ringgit. Kata ringgit ini sebagai sinonim dari kata wayang. Sementara itu, relief pada candi seperti relief di candi Prambanan, candi Panataran juga ditemukan jejak dekoratif bentuk wayang mirip wayang beber. Macam-macam wayang yaitu  wayang sadat, wayang golek, wayang kulit, wayang warta, wayang budha, dan lain-lain.
c. Gunungan blumbangan merupakan penggambaran tentang alam semesta, manusia dan lingkungannya, sebagai simbol dan filosofi tentang makhluk hidup di dunia yang digambarkan secara berlawanan. Kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang. Kanan melambangkan kebenaran, atas melambangkan kejayaan, depan melambangkan ketulusan. Kepercayaan tersebut diyakini masyarakat Jawa Tengah bahwa untuk mencapai tujuan mulia pasti akan mendapatkan rintangan, yang mana di dalam gunungan blumbangan digambarkan dengan berbagai jenis binatang buas. Gunungan blumbangan pertama kali diciptakan pada abad XIV M oleh Raden Patah. Dalam budaya jawa biasanya gunungan blumbangan ini ditampilkan dalam pertunjukan wayang.
d.   Keris merupakan senjata khas masyarakat Jawa dan kalangan masyarakat Jawa.Keris dianggap sebagai benda leluhur. Namun masyarakat kurang memahami senjata tradisional tersebut. Dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat Jawa tidak mengetahui sejarah keris, makna sebenarnya, fungsi keris dan dan bagaimana menempatkan keris dengan tepat sehingga banyak yang disalahgunakan.
e. Blencong merupakan alat penerangan untuk pertunjukan wayang pada masa lampau yang menggunkan bahan bakar minyak kelapa. Blencong ini terbuat dari kayu berukir ataupun perunggu, dengan lubang ditengah untuk menaruh minyak dan sumbu. Namun blencong sekarang jarang digunakan karena dianggap kurang praktis dan sinarnya kurang terang.
Sedangkan peninggalan budaya yang terkait dengan Islam di dalam museum ronggowarsito ini antara lain miniatur menara masjid Kudus, miniatur (sirap atap) masjid Demak, Jambangan, dan Mustaka Masjid.
a.    Minatur Menara Kudus yang terdapat di museum Ronggowarsito Semarang, merupakan bangunan duplikat Menara kudus yang dibuat mirip dengan Menara Kudus dengan bahan dari batu bata meski dengan ukuran yang lebih kecil. Miniature ini sekaligus sebagai tanda budaya dan representasi akar cultural masyarakat Kudus yang dijiwai semangat Sunan Kudus. Dengan demikian, dengan melihat menara kudus pengunjung lalu diingatkan pada romantisme sejarah perjuangan Sunan Kudus dalam dakwah Islamyang begitu santun dan toleran. Dalam hal ini tentu membawa pencitraan akan masyarakat Kudus disamping dikenal kuat religiusitasnya juga jiwa pedagang yang tinggi sebagaimana Sunan Kudus.
b. Minatur Masjid Agung Demak yang terdapat di museum Ronggowarsito Semarang ini merupakan bangunan duplikat Masjid Agung Demak yang dibuat mirip dengan Masjid Agung Demak dengan bahan dari kayu meski dengan ukuran yang lebih kecil. Sirap atap masjid Demak, atap bersusun tiga masjid Demak melambangkan  orang yang beriman dimulai dari mukmin, muslim, dan muhsin, serta islam dan ihsan.Juga melambangkan tiga tingkatan dalam tasawuf yang dari bawah keatas melambangkan  syari’at,tarekat , dan ma’rifat. Pada waktu dibangun atap masjid demak terbuat dari welit, kemudian tahun 1710 Paku Buana I memerintahkan untuk mengganti welit dengan sirap dari kayu. Dalam tradisi Jawa atap hanya boleh digunakan pada atap-atap rumah bangunan.sirap terbuat dari kayu jati yang tua.                                                                         
c.    Jambangan ini berfungsi sebagai wadah air yang digunakan untuk bersuci sebelum memasuki makam tokoh Islam Nyi Ageng Malokoh. Beliau adalah tokoh penting penyebar agama Islam di Rembang. Berdasarkan tipe nisannya diperkirakan makam ini berasal dari abad XV masehi. Jambangan ini Terdapat di depan makam tokoh Islam Nyi Ageng Malokoh.
d.   Mustaka Masjid ini berfungsi sebagai tanda masjid. Mustaka Masjid ini berasal dari Mayong Jepara
Di museum rangga warsito ini juga terdapat macam-macam sejarah peninggalan kesenian. Peninggalan-peninggalan ini menampilkan berbagai koleksi benda dan peralatan kesenian. Koleksi-koleksi ini dipisahkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.    Seni Pergelaran
Seni pergelaran ditampilkan dalam bentuk kesenian wayang yang merupakan kesenian khas Jawa yang termodifikasi dalam berbagai bentuk latar budaya yang diangkat. Contohnya : wayang beber, wayang purwa, wayang potehi, wayang suluh, wayang pesisiran, wayang golek, wayang wahyu, wayang warta, dll.
2.    Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan ditampilkan dalam berbagai hiburan rakyat, diantaranya: Kuda lumping, Barongan, Nini Thowok, Sintren, Kethoprak.
3.    Seni Musik
Terdapat beberapa macam peninggalan seni musik yang berkembang di Jawa Tengah, dan di museum ronggowarsito ini diantaranya:
a.    Gambang Semarang
Berasal dari sebuah kelompok Gambang Kromong yang berasal dari daerah kedaung Bulak, Jakarta Selatan.
b.    Gamelan
Merupakan alat-alat musik tradisional jawa yang digunakan untuk upacara-upacara adat dan pergelaran wayang.
c.    Rebana
Merupakan seni musik tradisional Jawa yang bernafaskan Islam yang digunakan untuk mengiringi bacaan-bacaan sholawat.
4.    Seni Kerajinan
Seni kerajinan Jawa Tengah yang ada di museum diantara adalah:
a.    Kerajinan bambu
Merupakan kerajinan dengan bahan dasar bambu, contohnya: cething, caping, lampu petromak.
a.    Kerajinan tanah liat
Merupakan kerajinan dengan bahan dasar tanah liat, contohnya: keramik, pot bunga, genteng.
b.    Kerajinan batik
Merupakan kerajinan menggambar pada kain dengan menggunakan alat berupa malam, canthing.
Kebudaayan-kebudyaan Jawa digunakan Walisongo dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka menggunakan tradisi-tradisi setempat untuk mensiarkan Islam. Tanpa menghilangkan kebudayaan setempat, dan tidak juga menyelewengkan ajaran agama Islam.
Islam merupakan agama yang merangkul seluruh umat manusia. Jadi sebagai muslim yang baik kita harus dapat mensiarkan Islam dengan cara yang tepat. Supaya mereka para non-muslim dapat menerimanya dengan tangan terbuka.          
KESIMPULAN
Masa klasik di Indonesia ditandai dengan masuknya pengaruh Hindu Budha. Pengaruh kebudayaan asing tersebut ternyata telah membawa perubahan besar dalam bidang kepercayaan, struktur pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bersama dengan pengaruh masuknya Hindu Budha tersebut ternyata telah membawa bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah.

Museum Ronggowarsito merupakan salah satu tempat penyimpanan barang-barang bersejarah nuansa Jawa. Di sana banyak terdapat peninggalan di masa lampau, Peninggalan budaya dijawa antara lain: candi, wayang, gunungan blumbangan, keris dan  blencong. Peninggalan yang bercorak Islam diantaranya ada miniatur masjid, Al-Qur’an dll. Macam-macam sejarah peninggalan kesenian juga terdapat dalam museum Ronggowarsito.

Rabu, 07 Januari 2015

LAPORAN MINI RISET PMII UIN WALISONGO SEMARANG

LAPORAN MINI RISET
PMII UIN WALISONGO SEMARANG
LAPORAN
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.S.I



                                                                Disusun oleh :                       
Dewi Zulaeva                        (133911053)
Cyntia Ayu Puspaningtiyas   (133911061)
Lina Indah Nurmalita            (133911063)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014


PMII UIN WALISONGO SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam laporan ini kami akan membahas tentang pendalaman keterkaitan antara organisasi agama dengan mahasiswa. Dan kami mengambil satu contoh organisasi mahasiswa, yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia‖. Kami akan menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan organisasi ini. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang biasa di singkat dengan PMII,merupakan salah satu organisasi mahasiswa islam yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci tentang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

B.    PERUMUSAN MASALAH
Penelitian ini menggunakan pertanyaan penelitian:
1.    Apakah pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) itu ?
2.    Bagaimana sejarah PMII ?
3.    Apa dasar pemikiran serta sumber ajaran yang dipegang oleh PMII ?
4.    Apa tujuan pokok yang ingin dicapai oleh PMII ?
5.    Apa saja kegiatan keagamaan dalam PMII ?
6.    Bagaimana pandangan PMII terhadap penerus bangsa saat ini ?

C.    MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Pengantar Studi Islam (PSI), serta melatih penulis untuk mengadakan riset mini. Riset mini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai penelitian kualitatif.
D.    MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian kualitatif itu sendiri. Selain itu untuk mengetahui lebih mendalam mengenai organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).





BAB II
LANDASAN TEORI

Sejarah  masa lalu adalah cermin masa kini dan masa datang. Dokumen historis, dengan demikian merupakan instrumen penting untuk mengaca diri. Tidak terkecuali PMII. Meski dokumen yang disajikan dalam tulisan ini terbilang kurang komplit, sosok organisasi mahasiswa tersebut sudah tergambar jelas berikut pemikiran dan sikap-sikapnya. Dokumen Sejarah menjadi sangat penting untuk ditinjau ulang sebagai referensi atau cerminan masa kini dan menempuh masa depan, demikian halnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan yang gerak perjuangannya adalah membela kaum mustadh’afin serta membangun kebangsaan yang lebih maju dari berbagai aspek sesuai dengan yang telah dicita-citakan.
            PMII, yang sering kali disebut Indonesian Moslem Student Movement atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah anak cucu NU (Nahdlatul Ulama) yang terlahir dari kandungan Departemen Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), yang juga anak dari NU. Status anak cucu inipun diabadikan dalam dokumen kenal lahir yang dibikin di Surabaya tepatnya di Taman Pendidikan Putri Khodjijah pada tanggal 17 April 1960 bertepatan dengan tanggal 21 Syawal 1379 H, sebagai organisasi underbow Partai NU. Dalam perkembangannya PMII menjadi organisasi independen dan menekankan diri sebagai organisasi pergerakan, dengan tujuan menciptakan pribadi Muslim yang memiliki komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (Pasal 4 AD/ART). Struktur organisasi PMII meliputi Pengurus Besar, Koordinator Cabang (Provinsi), Cabang (Kabupaten/Kota), Komisariat (Kampus) dan Rayon (Fakultas). Proses berorganisasi diatur melalui berbagai jenis rapat mulai dari Kongres (nasional) hingga RTAR.






BAB III
KONDISI LAPANGAN (PROFIL ORGANISASI)

Rayon Abdurrahman Wahid Tarbiyah merupakan wadah kreativitas kader PMII yang berlatar belakang  mahasiswa fakultas tarbiyah kampus IAIN Walisongo Semarang. Fakultas tarbiyah terdiri dari berbagi  jurusan di IAIN Walisongo Semarang. Ini yang menjadi keunikan tersendiri, karena dari berbagai  jurusan itu mempunyai karakteristik intelektualitas yang tinggi dan mampu memunculkan suatu gerakan sosial yang masif dari tataran mahasiswa sampai masyarakat tersendiri. Dari situlah PMII Rayon Abdurrahman Wahid Tarbiyah menjadi barometer gerakan sosial melalui Pendidikan dan barisan Garda Terdepan Melawan Ketidak adilan untuk mencapai “civil sosiety”.
Nama Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dipilih karena Gus Dur adalah tokoh bangsa yang telah banyak mewariskan nilai-nilai kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Selain itu, Gus Dur merupakan tokoh besar NU, sehingga memang dianggap layak untuk menjadi nama PMII di Fakultas Tarbiyah. Harapan dari digantinya nama PMII Rayon Tarbiyah menjadi Rayon Abdurrahman Wahid adalah agar kelak dapat meneruskan cita-cita dan perjuangan Gus Dur yang sudah wafat.
Tidak hanya itu, pergantian nama ini juga sebagai identitas dan ciri khas organisasi, serta dimaksudkan agar nama rayon tidak terkait dan terikat dengan nama lembaga atau organisasi apa pun, karena sebelumnya nama Rayon Tarbiyah mengikuti nama Fakultas Tarbiyah yang sekarang berubah menjadi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

PENGURUS HARIAN PMII RAYON ABDURRAHMAN WAHID
KOMISARIAT WALISONGO SEMARANG
MASA KHIDMAT 2014-2015

Pengurus Harian
Ketua Umum             : Yulizar Farid Firdaus
Wakil Ketua              : Beni Septa Wardhana
Sekretaris Umum      : Khaerul Umam
Wa. Sekretaris           : Anisa Gina Nazda
Bendahara                 : Yuli Haflatun Ni’mah
Wa.Bendahara          : Nur Aini




BAB IV
ANALISA LAPANGAN

1.      Pengertian PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII, merupakan satu dari elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 60-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Diantara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politisi legendaris).
2.      Sejarah PMII
Berdirinya PMII terkait dengan kondisi politik pada PEMILU 1955, berada di antara kekuatan politik yang ada, yaitu MASYUMI, PNI, PKI dan NU. Partai MASYUMI yang diharapkan mampu untuk menggalang berbagai kekuatan umat Islam pada saat itu ternyata gagal. Serta adanya indikasi keterlibatan MASYUMI dalam pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Semesta (PERMESTA) yang menimbulkan konflik antara Soekarno dengan MASYUMI (1958). Hal inilah yang kemudian membuat kalangan mahasiswa NU gusar dan tidak enjoy beraktivitas di HMI (yang saat itu lebih dekat dengan MASYUMI), sehingga mahasiswa NU terinspirasi untuk mempunyai wadah tersendiri “di bawah naungan NU”, dan di samping organisasi kemahasiswaan yang lain seperti HMI (dengan MASYUMI), SEMMI (dengan PSII), IMM (dengan Muhammadiyah), GMNI (dengan PNI) dan KMI (dengan PERTI), CGMI (dengan PKI).
  Proses kelahiran PMII terkait dengan perjalanan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), yang lahir pada 24 Februari 1954, dan bertujuan untuk mewadahi dan mendidik kader-kader NU demi meneruskan perjuangan NU. Namun dengan pertimbangan aspek psikologis dan intelektualitas, para mahasiswa NU menginginkan sebuah wadah tersendiri. Sehingga berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdhatul Ulama (IMANU) pada Desember 1955 di Jakarta, yang diprakarsai oleh beberapa Pimpinan Pusat IPNU, diantaranya Tolchah Mansyur, Ismail Makky dll.
Namun akhirnya IMANU tidak berumur panjang, karena PBNU tidak mengakui keberadaanya. Hal itu cukup beralasan mengingat pada saat itu baru saja dibentuk IPNU pada tanggal 24 Februari 1954, “apa jadinya kalau bayi yang baru lahir belum mampu merangkak dengan baik sudah menyusul bayi baru yang minta diurus dan dirawat dengan baik lagi.” Akhirnya, pada tanggal 14-16 April 1960 dilaksanakan Musyawarah Nasional Mahasiswa NU bertempat di Taman Pendidikan Puteri Khadijah Surabaya dengan dihadiri mahasiswa NU dari berbagai penjuru kota di Indonesia, dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat itu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Delegasi Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Maka secara resmi pada tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari lahir PMII.
PMII Tarbiyah baru lahir  ± 5 tahun setelah PMII Komisariat Walisongo bediri. Ketua pertamanya sekarang menjadi Dosen di UNWAHAS yakni Dr. Nur Rahmat. PMII Rayon Tarbiyah sendiri sudah berumur ± 34 tahun, dimana sebelumnya nama dari PMII Rayon Abdurrahman Wahid itu bernama PMII Rayon Tarbiyah.
3.      Dasar pemikiran serta sumber ajaran yang dipegang oleh PMII
Secara esensial, PMII merupakan berkah dari anugerah Tuhan yang mampu menggali sumber-sumber nilai, yang kemudian dijadikan nilai gerak, landasan berfikir dan kemudian dinamakan Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) itu sendiri. Ibarat orang Nu, NDP adalah Qonun Al-asasinya. Manusia  sebagai mandataris Tuhan di muka bumi (kholifatul fil ardhi), tentunya memiliki fungsi dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada Allah, namun disisi lain manusia harus menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, dan juga dengan alam sebagai sama-sama makhluk Tuhan.Rumusan-Rumusan NDP terdiri dari tauhid, Hubungan Manusia dengan Allah,  Hubungan Manusia dengan Manusia, Hubungan Manusia dengan Alam. Dan didukung dengan adanya 4 prinsip yang menjadi pegangan dalam dunia PMII, diantaranya : Toleransi (tasamuh)‎, Moderat (tawassuth)‎, Seimbang (Tawazun)‎, Proporsional (Ta’adul)‎.
  1. Tujuan Pokok PMII
Adapun tujuan PMII (Visi) ada dalam Bab IV Pasal 4 yaitu: ”Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.”
5.      Kegiatan keagamaan dalam PMII
Terdapat beberapa agenda kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh PMII. Terbagi menjadi agenda mingguan, bulanan, serta adanya agenda tematik.
1.    Agenda Mingguan : diadakannya dziba’an , pengajian setiap malam jum’at,  tahlil umum, diskusi
2.    Agenda Bulanan
3.    Agenda Temattik : agenda ini lebih terfokus pada perayaan hari – hari besar, pengajian kitab ( khusus pengurus)
  1. Pandangan PMII terhadap Penerus Bangsa
Dengan adanya degradasi moral saat ini yang menempel pada tubuh penerus bangsa yang dipengaruhi oleh beberapa factor seperti globalisasi, konsumerisme, kurangnya filter keagamaan pada jiwa penerus bangsa membuat para penerus bangsa menjadi lebih egois, apatis, serta oportunis. Dengan ini PMII berharap dapat menjadi sebuah wadah yang pas untuk mementingkan rakyat, dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.
                                                                                              




BAB V
KESIMPULAN


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII, merupakan satu dari elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik. Proses kelahiran PMII terkait dengan perjalanan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), yang lahir pada 24 Februari 1954, dan bertujuan untuk mewadahi dan mendidik kader-kader NU demi meneruskan perjuangan NU. Pada Desember 1955 di Jakarta, Ikatan Mahasiswa Nahdhatul Ulama (IMANU) memiliki ide untuk mendirikan organisasi sendiri yang diprakarsai oleh beberapa Pimpinan Pusat IPNU, diantaranya Tolchah Mansyur, Ismail Makky dll. Akhirnya, pada tanggal 14-16 April 1960 dilaksanakan Musyawarah Nasional Mahasiswa NU bertempat di Taman Pendidikan Puteri Khadijah Surabaya. Pada saat itu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Delegasi Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Maka secara resmi pada tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari lahir PMII. PMII Tarbiyah baru lahir  ± 5 tahun setelah PMII Komisariat Walisongo bediri. Ketua pertamanya sekarang menjadi Dosen di UNWAHAS yakni Dr. Nur Rahmat. PMII Rayon Tarbiyah sendiri sudah berumur ± 34 tahun, dimana sebelumnya nama dari PMII Rayon Abdurrahman Wahid itu bernama PMII Rayon Tarbiyah. Tujuan PMII yaitu dengan terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
PMII memiliki peganagan sebagai dasar sumber yang kuat yang dikenal Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Rumusan-Rumusan NDP terdiri dari tauhid, Hubungan Manusia dengan Allah,  Hubungan Manusia dengan Manusia, Hubungan Manusia dengan Alam. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh PMII. Terbagi menjadi agenda mingguan, bulanan, serta adanya agenda tematik. Seperti  halnya tahlil, dziba’an pengajian setiap malam jum,at, pengajian pada hari besar Islam. PMII berharap dapat menjadi sebuah wadah yang pas untuk mementingkan rakyat, dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.


DAFTAR PUSTAKA
Ida, Laode. 2004. NU Muda: Kaum Progresif dan sekularisme.Jakarta: Erlangga.
2013. Buku Panduan MAPABA 2013.Semarang : Lembaga Kajian dan Penerbitan             (LKaP) PMII Rayon Abdurrahman Wahid.








NAMA MAHASISWA


                                                                                                         
         Nama         : Dewi Zulaeva
NIM           : 133911053
TTL            : Tegal, 24 Maret 1995
Jurusan       : PGMI 3B

Nama         : Cyntia Ayu Puspanitiyas
NIM           : 133911061
TTL            : Banjarnegara, 5 Juni 1993
Jurusan       : PGMI 3B

Nama         : Lina Indah Nurmalita
NIM           : 133911063
TTL            : Jakarta, 23 Maret 1996
Jurusan       : PGMI 3B


NAMA NARASUMBER


Nama          : Yulizar Farid Firdaus
TTL            :
Jurusan       :


Nama          : Khaerul Umam
TTL            : Pemalang, 28 November 1993
         Jurusan       : Tadris Fisika 






LAMPIRAN – LAMPIRAN
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)

ANGGARAN DASAR

BAB I          : NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
BAB II         : ASAS
BAB III       : SIFAT
BAB IV       : TUJUAN DAN USAHA
BAB V         : ANGGOTA DAN KADER
BAB VI       : STRUKTUR ORGANISASI
BAB VII      : PERMUSYAWARATAN
BAB VIII    : WADAH PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BAB IX       : PERUBAHAN DAN PERALIHAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I          : ATRIBUT
BAB II         : USAHA
BAB III       : KEANGGOTAAN
BAB IV     : STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG
BAB V         : LEMBAGA-LEMBAGA
BAB VI       : PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
BAB VII      : KUOTA KEPENGURUSAN
BAB VIII    : PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BAB IX       : WADAH PEREMPUAN
BAB X         : MAJELIS PEMBINA
BAB XI       : PERMUSAWARATAN
BAB XII      : PENUTUP






FOTO HASIL WAWANCARA